Bagaimana Cara Jitu Ajarkan Tajwid Al Quran pada Anak?
Mulai dari mad thabi’i hingga izhar syafawi, tak bisa dipungkiri tajwid Al Quran ada banyak jumlahnya. Tak heran, sering kali orang tua dilanda kebingungan untuk mengajarkan ilmu tajwid kepada anak. Bagaimana pun juga, ilmu ini penting untuk dipelajari agar anak bisa membaca Al-Quran dengan cara baca yang benar. Tips apa saja yang bisa Ayah Bunda terapkan saat mengajarkan tajwid kepada anak? Sekolah.mu punya jawabannya. 5 Cara Ajarkan Tajwid Al Quran pada Anak Berikut ini adalah beberapa tips yang bisa Ayah Bunda gunakan ketika mengajarkan tajwid Al-Quran kepada anak. Mulai dari yang mudah Agar tidak menyulitkan bagi anak, akan lebih baik jika Ayah Bunda mengajarkan tajwid al Quran dari tingkatan yang lebih mudah terlebih dahulu. Sebagaimana diketahui, ada banyak sekali hukum tajwid yang diterapkan ketika membaca al-Quran. Untuk itu, penting bagi anak untuk mempelajarinya secara bertahap dan mulai belajar dari hal yang mudah. Apalagi jika anak masih dalam tahapan awal dalam belajar Al-Quran. Selain itu, pastikan terlebih dahulu bahwa fondasi baca al-Quran anak sudah mantap. Artinya, anak sudah lancar dalam membaca huruf-huruf hijaiyah. Jika anak belajar dengan metode iqra, Ayah Bunda bisa mulai mengenalkan ilmu tajwid secara perlahan saat anak mencapai iqra 3. Tidak ada salahnya juga jika Ayah Bunda mengikuti pembelajaran yang tertulis dalam buku iqra, lalu mengembangkannya sendiri. Gunakan media yang tidak membosankan Media pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan juga penting untuk mengajarkan tajwid al Quran kepada anak. Mengapa demikian? Magdalena, dkk. (2021) menyatakan bahwa media pembelajaran memiliki peran penting dalam meningkatkan minat belajar siswa—terlebih untuk siswa sekolah dasar kelas rendah (kelas 1-3). Berkaca dari referensi tersebut, Ayah Bunda perlu mencari cara untuk bisa mengajarkan tajwid tanpa paksaan. Salah satu caranya adalah melalui pembelajaran melalui video. Pembelajaran dengan media audio visual (video) seperti ini tidak hanya berlaku untuk mengajarkan tajwid Al-Quran saja, lho. Pembelajaran lain seperti ilmu tauhid, akhlak, fikih, maupun sejarah islam pun juga bisa dilakukan dengan memanfaatkan metode ini. Ayah Bunda bisa coba akses video ini sebagai gambarannya. Picu rasa penasaran anak Supaya anak betah belajar tajwid Al Quran, memicu rasa penasaran anak juga menjadi hal yang penting untuk dilakukan. Salah satu cara untuk memicu rasa penasaran anak adalah dengan membuat pertanyaan-pertanyaan mengenai tajwid. Misalnya, anak sedang belajar mengenai tajwid nun mati/tanwin. Ayah Bunda bisa membuat rasa penasaran anak dengan memutar rekaman qori yang membaca ayat surat pendek dengan hukum tajwid tersebut. Lalu, buatlah pertanyaan yang dapat memicu rasa penasaran anak. Misalnya, “Mengapa bagian ini dibaca seperti ini?”, “Mengapa huruf nun pada ayat ini tidak dibaca?”, dsb. Dengan menanyakan ‘mengapa’, anak akan penasaran untuk mengetahui jawabannya. Dari situ, Ayah Bunda bisa mengembangkan pembelajaran lebih lanjut. Buat kuis dan beri hadiah Jika anak Ayah Bunda sudah mempelajari suatu jenis tajwid, tantang ia untuk menunjukkan pemahamannya. Salah satu cara yang bisa ditempuh adalah dengan membuat kuis untuk menguji pemahaman anak akan suatu hukum tajwid. Agar lebih seru, Ayah Bunda bisa memberikan hadiah sebagai bentuk apresiasi untuk anak. Dengan begitu, anak bisa termotivasi untuk belajar tajwid Al-Quran lebih dalam lagi. Pertimbangkan untuk memasukkan anak ke TPA Jika Ayah Bunda tidak punya waktu cukup atau mungkin masih belum paham-paham betul terkait tajwid Al-Quran, maka tidak ada salahnya untuk memasukkan anak ke Taman Pendidikan Al-Quran (TPA/TPQ). Dengan demikian, anak bisa tetap belajar meski tanpa bantuan dari Ayah Bunda. Di TPA/TPQ, anak bisa belajar tajwid dengan berguru langsung pada ustaz/ustazah yang tentu lebih kapabel di bidangnya. Tak hanya itu, dengan memasukkan anak ke TPA/TPQ, maka anak memiliki tempat untuk bersosialisasi dan menambah teman baru. Nah, itulah beberapa tips dari Sekolah.mu terkait mengajarkan tajwid Al Quran kepada anak. Jika Ayah Bunda ingin mulai mengajarkan Al-Quran kepada anak, yuk, cobain program Living Quran by Sekolah.mu. Bersama program ini, anak Ayah Bunda bisa mempelajari Al-Quran dan mengaitkan ilmu yang didapat dengan kehidupan sehari-hari. Daftar sekarang!
Kenali Cara Parenting yang Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Islam
Untuk mendidik anak sesuai agama Islam, penting bagi Ayah Bunda untuk mengenal tujuan pendidikan Islam. Dengan begitu, Ayah Bunda bisa menyusun strategi yang tepat dalam membimbing anak. Kali ini, Sekolah.mu akan mengulas beberapa tujuan pendidikan menurut Islam beserta cara parenting yang sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Yuk, baca ulasannya! Mengenal Tujuan Pendidikan Islam Secara garis besar tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut. Mengenalkan anak pada Tuhannya dan membentuk akhlak mulia pada anak Mempersiapkan anak untuk menjalani hidup di dunia dan akhirat Mengenalkan anak pada alam semesta dan menumbuhkan semangat untuk selalu belajar serta mengkaji ilmu Mempersiapkan anak untuk mencari rezeki secara profesional Memberikan kebahagiaan hidup melalui ilmu Cara Parenting yang Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Islam Nah, agar tujuan-tujuan tersebut tercapai, Ayah Bunda perlu menyusun strategi khusus dalam mendidik anak. Beberapa cara mendidik yang bisa diterapkan agar sesuai dengan tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut: – Kenalkan dasar-dasar Islam sejak dini Dasar-dasar Islam perlu ditanamkan sejak dini tentunya agar anak dapat berkembang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam mengenalkan dasar-dasar Islam, Ayah Bunda juga perlu memperhatikan usia anak. Sebisa mungkin, jangan memasukkan ilmu Islam yang terlalu berat untuk dicerna anak. Langkah utama yang perlu Ayah Bunda lakukan adalah mengenalkan Allah pada anak. Cara yang bisa dilakukan cukup banyak, misalnya seperti mengajarkan kalimat-kalimat tayibah (thayyibah), mengajarkan salat, memperkenalkan rasul, mengajarkan sifat-sifat Allah, serta mengajak anak untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang diterima. – Seimbangkan dengan memberikan pendidikan ilmiah Selain membekali anak dengan pendidikan Islam, Ayah Bunda juga perlu untuk memberikan akses agar anak bisa mendapatkan pendidikan ilmiah. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan dalam Islam, yaitu untuk membekali anak hidup di dunia. Akses pendidikan tidak selalu didapatkan dari sekolah, kok. Ayah Bunda juga perlu punya cara sendiri dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan untuk anak. Kenalkan juga anak dengan teknologi (misalnya seperti smartphone, laptop, dsb.). Akan tetapi, akan lebih baik jika akses anak terhadap teknologi diberi batasan-batasan tertentu. Sebab, hal tersebut dapat menjadi disrupsi tersendiri untuk proses belajar anak. – Ajarkan anak akhlak terpuji Jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan Islam, mengajarkan anak akhlak terpuji dapat bermanfaat bagi kehidupan anak ke depannya—terutama ketika ia sudah bersosialisasi dengan banyak orang. Dalam mengajarkan anak akhlak terpuji, penting untuk mengetahui cara apa yang cocok sesuai usia anak. Misalnya, jika anak berusia di bawah tujuh tahun, maka akan lebih baik jika Ayah Bunda mengajarkan anak akhlak melalui permainan dan melalui contoh langsung. Hindari menasihati anak dengan cara yang keras. Perlahan, ajak anak untuk beraktivitas sedikit demi sedikit dan lakukan penilaian jika anak berperilaku kurang baik. Pada kelompok anak yang berusia lebih dari tujuh tahun, Ayah Bunda bisa mulai mengajak anak untuk bermumayyiz, alias berdiskusi untuk membedakan akhlak mana yang baik dan akhlak mana yang kurang baik. Libatkan anak dalam aktivitas sosial dan biarkan ia menghadapi lebih banyak orang, sembari tetap memberikan penilaian dan pujian agar anak termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik. – Beri contoh yang baik Memberi contoh yang baik menjadi hal yang penting dari membimbing anak. Sebab, anak biasanya akan belajar dari hal-hal yang dicontohkan di sekitanya. Nah, karena anak masih tinggal bersama Ayah Bunda, maka memberikan teladan yang baik bagi anak menjadi sebuah hal penting yang perlu dilakukan. Dalam memberikan contoh yang baik untuk anak, Ayah Bunda mungkin pernah ‘dikoreksi’ anak sendiri. Jika hal ini terjadi dan Ayah Bunda memang salah, maka akui saja. Jangan ragu untuk meminta maaf. Setelah itu, perbaiki sikap agar anak bisa menilai bahwa Ayah Bunda memang pantas menjadi contoh. Mengajarkan anak untuk meminta maaf dan memperbaiki diri setelah membuat kesalahan secara tidak langsung mengajarkan anak untuk berbuat hal serupa. Hal tersebut tentunya merupakan hal yang baik, bukan? – Ajarkan anak sikap disipin dan pantang menyerah Disiplin dan pantang menyerah merupakan dua sikap yang penting untuk diajarkan pada anak. Karena dua sikap ini perlu dibiasakan, maka penting untuk mengajarkan hal ini sejak dini kepada anak. Cara yang bisa Ayah Bunda tempuh ada bermacam-macam. Sebagai contoh, untuk mengajarkan sikap disiplin, Ayah Bunda bisa melatih anak untuk tidur dan bangun pada jam yang sesuai. Di sisi lain, sikap pantang menyerah mungkin sedikit susah dilatih. Sebagai orang tua, membiarkan anak untuk berusaha sendiri saat dihadapkan pada sebuh tantangan dapat melatih anak untuk menjadi pribadi yang pantang menyerah dan siap menghadapi masa depan. Nah, itulah cara parenting agar sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Daftarkan segera si buah hati di program Living Quran di Sekolah.mu untuk tingkatkan kemampuan anak mulai dari PAUD- SMA. Semoga tips-tips parenting di atas bermanfaat bagi Ayah Bunda, ya!