Kenali Cara Parenting yang Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Islam

tujuan pendidikan islam

Untuk mendidik anak sesuai agama Islam, penting bagi Ayah Bunda untuk mengenal tujuan pendidikan Islam. Dengan begitu, Ayah Bunda bisa menyusun strategi yang tepat dalam membimbing anak.   Kali ini, Sekolah.mu akan mengulas beberapa tujuan pendidikan menurut Islam beserta cara parenting yang sesuai dengan tujuan pendidikan tersebut. Yuk, baca ulasannya!   Mengenal Tujuan Pendidikan Islam   Secara garis besar tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut.   Mengenalkan anak pada Tuhannya dan membentuk akhlak mulia pada anak Mempersiapkan anak untuk menjalani hidup di dunia dan akhirat Mengenalkan anak pada alam semesta dan menumbuhkan semangat untuk selalu belajar serta mengkaji ilmu Mempersiapkan anak untuk mencari rezeki secara profesional Memberikan kebahagiaan hidup melalui ilmu Cara Parenting yang Sesuai dengan Tujuan Pendidikan Islam Nah, agar tujuan-tujuan tersebut tercapai, Ayah Bunda perlu menyusun strategi khusus dalam mendidik anak. Beberapa cara mendidik yang bisa diterapkan agar sesuai dengan tujuan pendidikan Islam adalah sebagai berikut:   – Kenalkan dasar-dasar Islam sejak dini Dasar-dasar Islam perlu ditanamkan sejak dini tentunya agar anak dapat berkembang sesuai dengan ajaran Islam. Dalam mengenalkan dasar-dasar Islam, Ayah Bunda juga perlu memperhatikan usia anak. Sebisa mungkin, jangan memasukkan ilmu Islam yang terlalu berat untuk dicerna anak.    Langkah utama yang perlu Ayah Bunda lakukan adalah mengenalkan Allah pada anak. Cara yang bisa dilakukan cukup banyak, misalnya seperti mengajarkan kalimat-kalimat tayibah (thayyibah), mengajarkan salat, memperkenalkan rasul, mengajarkan sifat-sifat Allah, serta mengajak anak untuk senantiasa bersyukur atas nikmat yang diterima.   – Seimbangkan dengan memberikan pendidikan ilmiah Selain membekali anak dengan pendidikan Islam, Ayah Bunda juga perlu untuk memberikan akses agar anak bisa mendapatkan pendidikan ilmiah. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan dalam Islam, yaitu untuk membekali anak hidup di dunia.   Akses pendidikan tidak selalu didapatkan dari sekolah, kok. Ayah Bunda juga perlu punya cara sendiri dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan untuk anak. Kenalkan juga anak dengan teknologi (misalnya seperti smartphone, laptop, dsb.).    Akan tetapi, akan lebih baik jika akses anak terhadap teknologi diberi batasan-batasan tertentu. Sebab, hal tersebut dapat menjadi disrupsi tersendiri untuk proses belajar anak.   – Ajarkan anak akhlak terpuji  Jika dikaitkan dengan tujuan pendidikan Islam, mengajarkan anak akhlak terpuji dapat bermanfaat bagi kehidupan anak ke depannya—terutama ketika ia sudah bersosialisasi dengan banyak orang.   Dalam mengajarkan anak akhlak terpuji, penting untuk mengetahui cara apa yang cocok sesuai usia anak. Misalnya, jika anak berusia di bawah tujuh tahun, maka akan lebih baik jika Ayah Bunda mengajarkan anak akhlak melalui permainan dan melalui contoh langsung. Hindari menasihati anak dengan cara yang keras. Perlahan, ajak anak untuk beraktivitas sedikit demi sedikit dan lakukan penilaian jika anak berperilaku kurang baik.    Pada kelompok anak yang berusia lebih dari tujuh tahun, Ayah Bunda bisa mulai mengajak anak untuk bermumayyiz, alias berdiskusi untuk membedakan akhlak mana yang baik dan akhlak mana yang kurang baik. Libatkan anak dalam aktivitas sosial dan biarkan ia menghadapi lebih banyak orang, sembari tetap memberikan penilaian dan pujian agar anak termotivasi untuk menjadi pribadi yang lebih baik.   – Beri contoh yang baik Memberi contoh yang baik menjadi hal yang penting dari membimbing anak. Sebab, anak biasanya akan belajar dari hal-hal yang dicontohkan di sekitanya. Nah, karena anak masih tinggal bersama Ayah Bunda, maka memberikan teladan yang baik bagi anak menjadi sebuah hal penting yang perlu dilakukan.   Dalam memberikan contoh yang baik untuk anak, Ayah Bunda mungkin pernah ‘dikoreksi’ anak sendiri. Jika hal ini terjadi dan Ayah Bunda memang salah, maka akui saja. Jangan ragu untuk meminta maaf. Setelah itu, perbaiki sikap agar anak bisa menilai bahwa Ayah Bunda memang pantas menjadi contoh.   Mengajarkan anak untuk meminta maaf dan memperbaiki diri setelah membuat kesalahan secara tidak langsung mengajarkan anak untuk berbuat hal serupa. Hal tersebut tentunya merupakan hal yang baik, bukan?   – Ajarkan anak sikap disipin dan pantang menyerah Disiplin dan pantang menyerah merupakan dua sikap yang penting untuk diajarkan pada anak. Karena dua sikap ini perlu dibiasakan, maka penting untuk mengajarkan hal ini sejak dini kepada anak.    Cara yang bisa Ayah Bunda tempuh ada bermacam-macam. Sebagai contoh, untuk mengajarkan sikap disiplin, Ayah Bunda bisa melatih anak untuk tidur dan bangun pada jam yang sesuai.    Di sisi lain, sikap pantang menyerah mungkin sedikit susah dilatih. Sebagai orang tua, membiarkan anak untuk berusaha sendiri saat dihadapkan pada sebuh tantangan dapat melatih anak untuk menjadi pribadi yang pantang menyerah dan siap menghadapi masa depan.   Nah, itulah cara parenting agar sesuai dengan tujuan pendidikan Islam. Daftarkan segera si buah hati di program Living Quran di Sekolah.mu untuk tingkatkan kemampuan anak mulai dari PAUD- SMA. Semoga tips-tips parenting di atas bermanfaat bagi Ayah Bunda, ya!

Cara Kembangkan Empati Anak dalam Pendidikan Agama Islam

Pendidikan Agama Islam

Salah satu tujuan pendidikan agama Islam bagi anak adalah mengembangkan perilaku baik, termasuk empati. Dalam Islam, menyayangi sesama, beramal, dan saling membantu termasuk perilaku terpuji, dan empati mampu mendorong semua itu. Bagaimana caranya mengembangkan empati ketika mengajari si kecil ilmu agama?    Berikut beberapa cara yang bisa Ayah dan Bunda coba di rumah.   1. Membaca Cerita dan Bicara tentang Karakternya  Membacakan cerita adalah salah satu cara mengembangkan imajinasi serta empati anak. Ketika membacakan cerita, Ayah dan Bunda sebaiknya juga mengajak anak mengobrol tentang sifat karakter yang ada di cerita tersebut. Ajak juga si kecil mengobrol tentang hal-hal yang dilakukan atau dihadapi para karakternya.   Dengan memperkenalkan karakter cerita secara mendalam, Ayah dan Bunda bisa mengajak anak memahami motivasi serta perasaan mereka.    2. Mengenalkan Berbagai Rupa Orang dan Budaya lewat Media Manfaatkan media seperti buku, televisi, internet, dan video untuk mengenalkan anak terhadap orang dari berbagai suku bangsa, negara, budaya, warna kulit, dan sebagainya. Hal ini juga sesuai dengan ajaran Al-Qur’an tentang saling mengenal bangsa dan suku yang beragam.   3. Mengajak Anak Menggambarkan Perasaannya  Kemampuan menggambarkan perasaan adalah salah satu cara menanamkan empati. Ketika si kecil mampu menggambarkan perasaannya sendiri dengan tepat, hatinya akan mudah membentuk empati terhadap nasib atau situasi orang lain. Misalnya, ketika si anak sedih, tertawa, atau menangis, Ayah dan Bunda bisa duduk bersama si kecil dan mengajak mereka bicara tentang perasaan saat itu.   4. Mengajarkan Kesamaan Pengalaman dengan Orang Lain Kemampuan menempatkan diri dalam situasi orang lain merupakan bibit empati. Salah satu cara agar si kecil cepat memahami situasi orang lain adalah dengan mengaitkan pengalaman. Misalnya, ketika mengajari anak untuk mengembalikan barang milik teman, Ayah dan Bunda bisa berbagi pengalaman saat si kecil kehilangan mainan atau barang kesayangannya.   5. Melakukan Aktivitas Sosial Menurut Islam bersama Anak Dalam Islam, aktivitas sosial merupakan bagian dari ibadah. Jika ingin si kecil meniru tindakan baik, pastikan Ayah dan Bunda mengajak mereka melakukan kegiatan sosial bersama. Misalnya, ajak si kecil berbagi makanan untuk tukang sapu dan pengamen di pinggir jalan. Dengan melakukan aktivitas seperti ini, anak bisa perlahan belajar empati dan segudang manfaat lain.   6. Mengajari Anak Amalan Baik Sederhana  Amalan baik tidak harus berhenti di Ayah dan Bunda. Amalan baik, sekecil apa pun akan sangat membantu dan memberi si kecil pahala. Cara melakukannya pun mudah dan bisa Ayah Bunda kreasikan. Misalnya adalah tidak menyontek saat ujian, belajar membuang sampah pada tempatnya, dan sebagainya.   7. Menjadi Pribadi yang Bisa Ditiru Anak  Akhirnya, semua hal baik dalam perjalanan agama Islam berasal dari teladan baik juga. Dalam keluarga, Ayah dan Bunda adalah orang pertama yang ditiru anak. Pastikan memiliki kebiasaan baik serta mengembangkan sifat positif sebelum meminta anak untuk menirunya. Dengan memahami kebiasaan orang tua mengulang-ulang perbuatan baik, si kecil bisa terdorong untuk melakukan hal yang sama.   Cara Mengajari Anak Amalan Agama Islam   Pendidikan agama Islam di rumah bukan hanya tanggung jawab Ayah dan Bunda. Sekolah.mu adalah platform belajar intensif online. Siswanya terdiri dari berbagai tingkatan, mulai dari usia PAUD hingga SMA. Salah satu program yang ditawarkan Sekolah.mu adalah Living Qur’an, yaitu mengajari agama sekaligus praktik pelaksanaannya.   Dalam program ini, semua gurunya berpengalaman dan mampu membimbing anak agar bisa menyerap pelajaran dari Al-Qur’an. Prosesnya dilakukan secara daring sehingga orang tua mudah untuk mengikutinya. Konsep Blended Learning-nya juga memastikan pelajaran mudah dipahami dan diserap, memadukan teori sekaligus praktik.   Ingat, mengajarkan agama dan Al-Qur’an bukan hanya soal hafalan, tetapi juga amalan baik sehari-hari. Mari belajar pendidikan agama Islam lewat aktivitas sehari-hari dan gunakan program Sekolah.mu untuk memberi si kecil pendidikan yang bermutu.